Kecenderungan Kejadian Stunting Balita di Desa Mekarwangi Wilayah Kerja Puskesmas Mekarwangi Kabupaten Garut
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi permasalahan gizi berupa Stunting pada balita yang semakin banyak ditemukan. Stunting menggambarkan terhambatnya pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang. Prevalensi stunting di Kabupaten Garut sebesar 43,2%, paling tinggi di Jawa Barat dibandingkan dengan kabupaten lainnya. Akibat stunting pada balita akan berdampak terhadap adanya hambatan perkembangan kognitif dan motorik, sehingga akan mempengaruhi produktivitas di masa yang akan datang. Tujuan penelitian untuk mengetahui kecenderungan terjadinya stunting pada balita. Desain penelitian case control, populasi 319 dan sampel 84 ibu dengan balita 24-60 bulan, teknik pengambilan sampel proportional random sampling, instrumen penelitian berupa microtoise, standar baku WHO-2005 dan lembar ceklist. Analisa data univariat dengan presentase, analisa bivariat menggunakan uji Chi Square dilanjut hitung odds rasio. Responden kelompok kasus, sebagian besar berpendapatan <UMK, sebagian TB normal, sebagian kecil pernah diare kronik, sebagian diberi ASI tidak eklsusif dan riwayat imunisasi dasar sebagian lengkap. Responden kelompok kontrol, sebagian besar pendapatan >UMK, sebagian besar TB normal, sangat sedikit pernah diare kronik, sebagian besar diberi ASI ekslusif dan hampir seluruh diberi imunisasi dasar lengkap. Hasil analisis chi square menunjukan ada 4 faktor nilai p-value<0,05, artinya kejadian stunting cenderung disebabkan riwayat penyakit Diare, riwayat pemberian ASI ekslusif, riwayat imunisasi dasar, dan pendapatan orangtua. Hasil odds rasio menunjukkan 3 faktor memiliki nilai OR<1 bersifat protektif (riwayat penyakit diare kronik, riwayat ASI tidak eksklusif dan riwayat imunisasi dasar tidak lengkap). Sedangkan nilai OR>1 bersifat resiko ada pada faktor pendapatan <UMK, orangtua. Riwayat penyakit Diare memiliki p-value paling signifikan (0,000), sehingga disimpulkan riwayat penyakit Diare pada balita paling cenderung menyebabkan terjadinya stunting. Saran bagi pemegang program gizi puskesmas agar lebih meningkatkan penyuluhan sebagai upaya pencegahan stunting dengan menginformasikan pada keluarga pentingnya menjaga pola hidup sehat semenjak anak masih dalam kandungan.
Penelitian ini dilatarbelakangi permasalahan gizi berupa Stunting pada balita yang semakin banyak ditemukan. Stunting menggambarkan terhambatnya pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang. Prevalensi stunting di Kabupaten Garut sebesar 43,2%, paling tinggi di Jawa Barat dibandingkan dengan kabupaten lainnya. Akibat stunting pada balita akan berdampak terhadap adanya hambatan perkembangan kognitif dan motorik, sehingga akan mempengaruhi produktivitas di masa yang akan datang. Tujuan penelitian untuk mengetahui kecenderungan terjadinya stunting pada balita. Desain penelitian case control, populasi 319 dan sampel 84 ibu dengan balita 24-60 bulan, teknik pengambilan sampel proportional random sampling, instrumen penelitian berupa microtoise, standar baku WHO-2005 dan lembar ceklist. Analisa data univariat dengan presentase, analisa bivariat menggunakan uji Chi Square dilanjut hitung odds rasio. Responden kelompok kasus, sebagian besar berpendapatan <UMK, sebagian TB normal, sebagian kecil pernah diare kronik, sebagian diberi ASI tidak eklsusif dan riwayat imunisasi dasar sebagian lengkap. Responden kelompok kontrol, sebagian besar pendapatan >UMK, sebagian besar TB normal, sangat sedikit pernah diare kronik, sebagian besar diberi ASI ekslusif dan hampir seluruh diberi imunisasi dasar lengkap. Hasil analisis chi square menunjukan ada 4 faktor nilai p-value<0,05, artinya kejadian stunting cenderung disebabkan riwayat penyakit Diare, riwayat pemberian ASI ekslusif, riwayat imunisasi dasar, dan pendapatan orangtua. Hasil odds rasio menunjukkan 3 faktor memiliki nilai OR<1 bersifat protektif (riwayat penyakit diare kronik, riwayat ASI tidak eksklusif dan riwayat imunisasi dasar tidak lengkap). Sedangkan nilai OR>1 bersifat resiko ada pada faktor pendapatan <UMK, orangtua. Riwayat penyakit Diare memiliki p-value paling signifikan (0,000), sehingga disimpulkan riwayat penyakit Diare pada balita paling cenderung menyebabkan terjadinya stunting. Saran bagi pemegang program gizi puskesmas agar lebih meningkatkan penyuluhan sebagai upaya pencegahan stunting dengan menginformasikan pada keluarga pentingnya menjaga pola hidup sehat semenjak anak masih dalam kandungan.
References
Anisa, P. (2017). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 25-60 Bulan di Kelurahan Kalibaru Depok. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Diunduh dari lib.ui.ac.id
Bentian, dkk, (2015). Faktor Resiko Terjadinya Stunting pada Anak TK di Wilayah Kerja Puskesmas Siloam Tamako Kabupaten Kepulauan Sangihe Propinsi Sulawesi Utara. JIKMU, Vol, 5. No, 1. Januari 2015. Diunduh dari id.portalgaruda.org
Dalimunthe. S.M. (2015). Gambaran Faktor Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan d Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2010 (Analisis Data Sekunder Riskesdas 2010). Program Kesmas Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Diunduh dari repository.uinjkt.ac.id
Dinas Kesehatan Kabupaten Garut. (2019). Profil Kesehatan Kabupaten Garut Tahun 2019. Dinkes Garut
Ernawati, A. (2016). Hubungan Faktor Sosial Ekonomi, Higiene Sanitasi Lingkungan, Konsumsi dan Infeksi dengan Status Gizi Anak Usia 2-5 Tahun di Kab Semarang. Program Pascasarjana Univ. Diponegoro Semarang. Diunduh http://core.ac.uk
INFODATIN. (2016). Situasi Balita Pendek. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Diunduh dari www.depkes.go.id
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) dan Penjelasan. Jakarta:Dirjen Kesmas Kemenkes RI
Kusuma, K. E. dkk. (2015). Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Anak Usia 2-3 Tahun (Studi di Kec. Semarang Timur). Journal of Nutrition College, Vol 2, No. 4 Tahun 2013: 523-530. Diunduh dari id.portalgaruda.org
Kusumawati, dkk. (2015). Model Pengendalian Faktor Risiko Stunting pada Anak Usia di Bawah Tiga Tahun. Jurnal Kesmas Nasional vol.9, no. 3, Februari 2015. Diunduh dari id.portalgaruda.org
Meilyasari, F, dkk. (2016). Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Balita Usia 12 Bulan di Desa Purwokerto Kec. Patebon Kabupaten Kendal. Journal of Nutrition College, Vol 3, No. 2 Tahun 2014: 16-25. Diunduh dari id.portalgaruda.org
Nasikhah, R. dkk. 2017. Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-36 Bulan di Kecamatan Semarang Timur. Journal of Nutrition College, Vol 1, No. 1 Tahun 2017: 176 – 184. Diunduh dari id.portalgaruda.org
Ngaisyah, D. (2015). Hubungan Sosial Ekonomi dengan Kejadian Stunting pada Balita di Desa Kanigoro, Saptosari, Gunung Kidul. Jurnal Vol, X no, 4 tahun 2015. Diunduh dari id.portalgaruda.org
Novita, A. dkk. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Tiram Kec. Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara. Diunduh dari id.portalgaruda.org
Ramli, et al. (2017). Prevalence And Risk Factoris For Stunting And Severe Stunting Among Under Fivers In North Maluku Province Of Indonesia. BMC Pediatrics 9:64. Diunduh dari www.ncbi.nih.gov
Sofia, H, dkk. (2015). Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Anak Usia 12-36 Bulan di Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. Journal of Nutrition College, Vol 1, No 1, Tahun 2015, Halaman 30-37. Prodi Ilmu Gizi FK Universitas Diponegoro. Diunduh dari id.portalgaruda.org
Taguri, et al. (2014). Risk Factor for Stunting Among Under Five in Libya. Public Health Nutrition. Diunduh dari www.ncbi.nlm.nih.gov
UNICEF. (2018). Undernutrition Contribu tes to Nearly Half of all Deaths in Children Under 5 and is Widespread in Asia and Africa. Diunduh dari https://data.unicef.org/topic/ nutrition/malnutrition
Wahdah, S. dkk. (2015). Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Anak Umur 6-36 Bulan di Wilayah Pedalaman
Kecamatan Silat Hulu, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia, Vol. 3, No. 2, Mei 2015. Diunduh id.portalgaruda.org
--------. (2019). Laporan Tahunan Unit Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kab. Garut. Dinkes Kab. Garut Tahun 2019
Copyright (c) 2020 Susan Susyanti, Dena Maryana, Tanti Suryawantie

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.