Pengalaman Penderita DM Tipe 2 yang Mengikuti Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) dalam Mengendalikan Kadar Glukosa Darah di Puskesmas
DOI:
https://doi.org/10.33482/medika.v4i02.70Keywords:
Experience of type 2 DM patient, DM care, prolanisAbstract
Diabetes Mellitus (DM) disease that is not immediately treated will cause various acute and chronic complications. Indonesia developed a DM prevention program called a chronic disease management programme. Prolanis is a system of health services and an integrated proactive approach that is implemented in an integrated manner involving participants, health facilities, and Badan Penyelenggara Jaminan Sosial(BPJS)especially health area. The purpose of this study was to determine the meaning of experience of type 2 DM patients who follow Prolanis. Six participants were taken using purposive sampling. The results of the study identified three themes: (1) knowledge concept of DM, (2) how to treat DM type 2, (3) type of drug and its benefits. DM patients become more aware of how to care, and this needs to get support from the health department through Puskesmas.
References
Adhi, Bayu. (2011). An Early Detection Method of Type-2 Diabetes Mellitus in Public Hospital.Telkomunika,9(2) : 287-294.
Adhitia. (2012). Efek Perseptif Penggunaan Antidiabetes Herbal Bersamaan dengan Obat Antidiabetes Oral Pada Pasien Dm Tipe 2 Di Puskemas Kota Madya Depok.Skripsi.Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Farmasi, Depok.
Atoillah, Muhamad et al. (2013). Hubungan Empat Pilar Pengendalian DM Tipe 2 dengan Rerata Kadar Gula Darah.Jurnal Berkala Epidemiologi,1(2),234-243.
Awad, Nadyah et al. (2013). Gambaran Faktor Risiko Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Poliklinik Endokrin RSUD Prof.Dr.R.D Kandou Manado.Journal e-Biomedik.vol 1(1):45-49
Corwin, Elizabeth J. (2009). Buku Saku Patofisiologi.Jakarta:Buku Kedokteran EGC.
Dinkes. (2015). Jumlah Kasus DM tahun 2015 di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka.Bidang P2M Dinkes Kabupaten Majalengka.
Idris. (2014). Panduan Praktis Prolanis. Undang-undang nomor 24 tahun 2011. Jakarta:Direktur utama BPJS Kesehatan.
Moleong, L.J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:P.T Remaja Rosdakarya.
Namey et al. (2008). Qualitatif Research Methode:A Data Collector’s Field Guide.USA: Family Health International.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2011). Kesehatan Masyarakat.Jakarta:Rineka Cipta.
Perkeni.(2011). Kosensus Pengelolaan dan pencegahan Diabetes Mellitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta:PB. Perkeni.
Poerwandarai, E.K. (2009). Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia.Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Price Sylvia A, at all. (2005). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.Jakarta:EGC
Riset Kesehatan Dasar (RISKERDAS). (2013). Laporan Nasional 2013.Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan. Republik Indonesia.
Shrivastava, Saurabh Rambiharilal, et al. (2013). Role of Self-Care in Management of Diabetes Melitus.Journal of Diabetes & Metabolic Discorders, 12(14),2-5.
Smeltzer, Suzanne C. & Bare, Breda G. (2008). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner&Suddarth Edisi 8.Jakarta: EGC
Song, Dang et al. (2014). Effect of Motivational Interviewing on Self-Management in Patients with Type 2 Diabetes Melitus.International Joural of Nursing Sciences,1(3),291-297.
Sukardji, (2009). Penatalaksanaan Diabetes Terpadu. Dalam Soegondo, S. Jakarta: FKUI.
Saryono & Anggraeni. (2010). Metodologi penelitian kualitatif dalam bidang kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sutandi, Aan. (2012). Self Management Education (DSME) sebagai Metode Alternatif dalam Perawatan Mandiri Pasien Diabetes Melitus didalam Keluarga.Vol 29(321):48-52.
Trisnawati, Shara Kurnia & Setyotogo, Soedijono. (2013). Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II Di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1),6-11.